6 Tahun Gw Belajar SCIENCE COMMUNICATION, Ini Cara Psikologi Bikin Orang Suka Sama Lo Cuman Dengan Ngobrol Doang (Step by Step!)
Dalam Science Communication dan Psikologi, ada sebuah teori yang dikenal sebagai “The Amygdala Law”, yang awalnya ditemukan oleh Shin Do Hyun, seorang ahli humaniora. Teori ini menjelaskan bahwa ketika kita berinteraksi dengan seseorang, otak kita dapat membedakan apakah orang tersebut adalah teman atau lawan kita.
Mungkin Anda berpikir, jika kita melakukan tindakan fisik terhadap seseorang, seperti memukulnya, apakah itu berarti kita otomatis menjadi musuhnya? Namun, ternyata otak kita menganalisis lebih dari sekadar masalah fisikal. Otak juga menilai hubungan secara emosional. Ketika kita memiliki banyak perbedaan dengan seseorang, otak kita akan menganggapnya sebagai musuh atau orang yang tidak sefrekuensi. Sebaliknya, jika kita memiliki banyak kesamaan, otak kita akan menganggapnya sebagai teman atau seseorang yang berpotensi menjadi teman.
Lalu, apa efeknya? Dalam kehidupan sehari-hari, kita biasanya hanya berteman dengan orang-orang yang kita anggap asik. Namun, bagaimana jika kita bertemu seseorang yang penting dalam konteks profesional, seperti HRD saat melamar pekerjaan atau mitra bisnis yang krusial untuk kesuksesan proyek, tetapi ternyata kita memiliki banyak perbedaan dengan orang tersebut?
Untuk mengatasi situasi ini, kita bisa menerapkan prinsip dari “The Amygdala Law”. Mari kita mulai dengan dua langkah utama:
1. Gathering Data
Saat bertemu dengan seseorang yang baru, kita tidak bisa langsung mengetahui karakter mereka secara mendalam. Kesalahan umum adalah fokus pada “apa yang dia pikirkan tentang saya?” seharusnya malah lo melakukan kebalikannya, gunakan momen ini untuk mulai membaca lawan bicara lo.
Perhatikan hal-hal berikut:
Topik yang dibicarakan
Cara menjawab pertanyaan
Cerita-cerita yang disampaikan
Cues nonverbal (seperti pakaian, casing handphone, wallpaper laptop, dll)
Cari tahu topik apa yang paling menarik bagi mereka. Biasanya, orang cenderung tertarik pada topik-topik seperti:
Olahraga (misalnya sepak bola, tinju, billiard)
Hiburan (gosip artis terbaru)
Politik (keadaan politik saat ini)
Keuangan (bisnis, marketing, kebijakan ekonomi terbaru)
Anime & Kdrama
Amati mana dari topik-topik ini yang membuat mereka lebih bersemangat, berbicara lebih banyak, atau menunjukkan ekspresi wajah yang lebih ceria. Ini bisa jadi petunjuk tentang minat mereka.
2. Probe Further & Active Listening
Setelah mengetahui topik yang menarik bagi mereka, langkah berikutnya adalah menggali lebih dalam melalui pertanyaan dan mendengarkan secara aktif. Saat lawan bicara lo mulai berbicara banyak tentang topik kesukaannya, lakukan hal berikut:
Ajukan lebih banyak pertanyaan tentang opini mereka mengenai topik tersebut.
Gali lebih dalam jawaban mereka di akhir pembicaraan.
Contoh: Jika mereka ngomong, “Mark Cuban keren banget, dia investasi 2 milyar di Shark Tank dan sekarang naik jadi 30 milyar,” lobisa merespons, “30 MILYAR?! Itu kok bisa terjadi? Shark Tank langsung naik trend atau gimana?”
Dengan cara ini, lo mengulangi kata-kata terakhir dengan emosi dan bertanya lebih lanjut, sehingga pembicaraan menjadi lebih mendalam dan nyaman. Pembicaraan biasanya bisa berlangsung sekitar 30 menit dengan cara ini.
Dampak dan Hubungan dengan The Amygdala Law
Ketika lo berbicara dengan cara ini, tiga hal biasanya terjadi:
Lawan bicara akan mengungkapkan lebih banyak opini.
Mereka akan merasa senang karena berbicara tentang topik kesukaannya.
Mereka akan merasa lo juga tertarik dengan topik tersebut.
Akibatnya, lawan bicara akan merasa lebih suka, lebih percaya, dan lebih ingin bekerja sama dengan lo, bahkan mungkin tidak sabar untuk bertemu lagi. Ini terjadi karena mereka merasa lo dapat mendengarkan dengan baik dan menunjukkan minat pada apa yang mereka sukai.